Monday, July 16, 2012

Mengeluh...

Mengeluh...
Mengeluh itu mudah, keinginan yang tidak kamu dapatkan dan bersikap kamu hidup dalam serba kekurangan...
Mengeluh itu gampang, apa yang kamu tidak merasa cocok dan menganggap semua yang bertentangan dengan kamu adalah pecundang...
Mengeluh itu nikmat, mencari alasan dan alasan, tanpa melihat di luar sana banyak orang yang tidak memiliki pilhan-pilihan...
Mengeluh itu asyik, berkutat dengan diri sendiri, pikiran sendiri, seolah-olah orang terdekat tidak pernah datang membantu dan menghampiri...
Mengeluh itu menenangkan, menenangkan mereka yang bersikap optimis & berani, karena telah mengetahui satu pesaingnya telah "mati"...
Mengeluh itu berkelanjutan, lalu menjadi kebiasaan yang tidak terhentikan, yang akan merenggut sikap dan pikiran...
Mengeluh itu menyelubungi, menyembunyikan kemampuan kamu yang sebenarnya, di tutup oleh kelemahan yang semu, fana, tidak nyata, dan pada akhirnya kamu percaya semua itu nyata...
Mengeluh itu menghanyutkan, ke arah sungai deras dengan aliran negatif, putus asa, mengisi diri kamu dengan kelemahan yang sebelumnya tidak pernah ada...
...
Mengeluh itu PILIHAN, pilihan itu BANYAK, banyak hal POSITIF di luar sana, FOKUS-lah dengan hal baik, di MULAI dengan PIKIRAN, selanjutnya menjadi KEBIASAAN, :-)

Wednesday, July 4, 2012

Point Of View

Another random writing from me, POINT OF VIEW yang berarti "Sudut Pandang" (Penulis merupakan lulusan tempat kursus terkemuka yang terletak di jalan Banda). Mari kita mulaiiiiiiiiiiiiiiiiiii :-). Setiap perjalanan kehidupan manusia, entah sebagai pribadi ataupun sebagai bagian dari kelompok masyarakat di penuhi oleh dinamika-dinamika yang unik. Perubahan yang selalu terjadi entah karena memang kita menginginkan menjadi pribadi yang lebih baik ataupun karena keadaan yang "memaksa: kita untuk berubah agar tidak terlindas oleh perubahan zaman.
Bagi sebagian orang, perubahan yang terjadi terhadap mereka "mengalir" begitu saja, seperti dari masa-masa SD ke SMP SMU Kuliah, which is normal. Orang-orang tersayang, ayah ibu memperlakukan kita dengan berbeda dari waktu ke waktu, teman-teman yang silih berganti datang ke dalam kehidupan kita, ada yang tetap menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan baik, ada yang karena keadaan "lenyap" begitu saja, and so on and so on.
Trus, mana isi yang sesuai dengan judulnya nih, bentar yaaaa. Jadi begini, manusia di berikan kemampuan yang sangat sempurna oleh Sang Pencipta di bandingkan dengan makhluk lainnya, salah satunya adalah kemampuan untuk berpikir. Dalam kegiatan berpikir tersebut, kita mengolah hal-hal yang terjadi, yang telah kita alami ataupun yang kita harapkan akan terjadi. Anggap saja semua orang mengalami hal ini, sebut saja ada kejadian kita di hadapkan pada suatu persoalan, contoh "Kamu tugasnya salah, perbaiki dan kumpulkan ke dosen dalam waktu 2 jam". Berbagai respon dari mereka yang mengalami hal ini, mungkin si A akan marah-marah, merasa tidak di hargai & tidak mengerjakan tugasnya, si B akan segera memperbaiki tugasnya saat itu juga, si C akan marah-marah tapi tetap mengerjakan tugasnya. Semua tergantung sudut pandang mahasiswa itu terhadap apa yang di katakan atau di perintahkan oleh dosen mereka.
Sudut pandang di miliki oleh setiap insan manusia, jelas. Tapi, apakah mereka bisa menggunakan sudut pandang ini dengan cara yang bijak?. Bagaimana jika seorang anak yang memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai kehidupan, apakah orangtua punya kewajiban untuk "meluruskan"nya (selama hal itu positif). Apakah memaksakan sudut pandang kepada orang lain itu benar???, ketika seseorang memiliki sudut pandang yang berbeda terhadap persoalan yang kurang lebih sama, jalan terbaik untuk mengambil keputusan ada di tangan yang mana? Yang mempunyai pengalaman dengan seabrek teori atau yang mempunyai keberanian dengan seabrek optimisme?
Menurut saya, berdasarkan ilmu yang telah saya dapatkan, suatu persoalan dapat kita hadapi dengan 2 sikap 
  1. Reaktif;
  2. Pro-aktif* sumber 7 habits of highly effective people by Stephen C
Reaktif, orang akan bertindak tanpa berpikir seketika itu juga, bisa di katakan "Emosi" yang meluap-luap yang "berbicara"
Pro-aktif, orang akan mendengarkan, mengendapkan, mengambil sisi positif yang terbaik dalam menghadapi suatu permasalahan tersebut, hingga tercapai solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah itu.
Yang di butuhkan dalam mengambil sikap reaktif atau proaktif itu, adalah pengalaman kita dalam menghadapi suatu persoalan. Sabar juga menjadi kekuatan dalam mengambil keputusan tersebut. Pertanyaanya, seberapa banyak kah manusia yang bisa melakukan hal ini, well aku sudah, yang lain segera menyusul yah. CIAOOOO

Monday, July 2, 2012

Selalu Kurang....

Tiba-tiba pingin menulis soal ini..., karena mood penulis sedang mendapatkan "cobaan". Mengarungi kehidupan, dari masa pembelajaran, mencari ILMU dari TK-Universitas, kehidupan "Earning" baik dari bekerja (which i still struggle to get it until this last post made) & berdagang (sudah melalui @onipiesusu, menyusul "ayam bakar" amin), kehidupan "Relationship" (alhamdulillah sudah menjalani dengan perempuan yang di taksir dari 5 Tahun yang lalu, terhitung Tahun 2012), mudah-mudahan lancar sampai pelaminan amiiiiin.
Well, seems i got everything i wanted right?, tapi entah kenapa selalu ada yang kurang, wajarkah? Saya pribadi tidak bisa menilai kewajaran dari sikap "kurang" ini. Memang, tidak setiap kehidupan yang aku jalanin 100% sempurna, perfect, it's not flawless. Tapi, di lihat dari standar kehidupan yang ada (jatuh-nya membandingkan), saya pernah "mencicipi" hal-hal, baik dari barang "gadget", pergi kemana-mana, selalu berkecukupan bahkan terkadang sangat berkecukupan. Orang tua saya tidak pernah mengabaikan kesejahteraan saya dan adik, hingga sekarang.
Kurang? Apa yang kurang? Kalau di tanya passion saya, "INGIN MEMBAHAGIAKAN ORANGTUA", "INGIN MENJADI ORANG KAYA", "INGIN BEBAS FINANSIAL", INGIN MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH, MAWADAH & WARAHMAH", the list will go on and on and on. Selama ini, tidak ada halangan berarti yang bisa menghentikan saya untuk mewujudkan hal itu. Lalu, apa yang kurang???
My Girlfriend says, Chandra, kamu kurang sabar :-). Mendengar kata-kata dia seperti itu, tersentaklah pribadi ini, dua kata yang bisa membuat Hati plong "KURANG SABAR". Pikiran langsung mem-flashback, kesabaran saya ini insyaallah membuahkan hasil, mulai dari nilai saat masa-masa kuliah, penantian bisa relationship with her, pengalaman entrepreneur yang punya potensi untuk di kembangkan, and wealthy job yang menanti.
Memang, lingkungan mempunyai pengaruh yang besar, terutama lingkungan keluarga. Saya termasuk orang yang sangat "terpengaruh" dengan masukkan, saran dari Ayah dan Ibu, selalu saya berusaha untuk memenuhi saran mereka, terkadang sedikit "clash" terjadi, dan menghadapi itu memerlukan perjuangan, saya tahu mereka sangat sayang kepada saya, jad yang bisa saya lakukan adalah, menyelaraskan dan mengerti mereka (buat saya hal ini PERJUANGAN, hahahak). 
Selalu kurang? Memandang orang lain yang jauh lebih berhasil...Harus di ingat bahwa, "STARTING POINT SETIAP ORANG ITU BERBEDA-BEDA", my girlfriend says "Chandra, rezeki kamu itu sudah bagus, kamu sering berdoa (Dhuha), ga pernah kekurangan, meskipun selama ini berasal dari orangtua, sekarang tinggal mencoba hasil dari keringet sendiri aja ya :-)". "Hasil dari keringet sendiri", itu yang aku nanti dan sekarang mencoba menjalankan, secara sadar, pikiran, hati dan perasaan saya setuju kalau "SEMUA BISA AKU HADAPI", tapi entah kenapa saya melalui setiap harinya dengan perasaan mumet @.@....
KURANG BERSYUKUR......Mungkin ini yang pas buat yang sedang saya hadapi saat ini, "kurang bersyukur", "kurang pasrah" kepada Sang Pencipta Allah SWT. Well, mood bisa naik dan turun, saat ini saya sedang mengalami "gejolak", tapi insyaallah semua bisa di lewati atas izin Allah SWT :-)
CIAOOO !!!