Another random writing from me, POINT OF VIEW yang berarti "Sudut Pandang" (Penulis merupakan lulusan tempat kursus terkemuka yang terletak di jalan Banda). Mari kita mulaiiiiiiiiiiiiiiiiiii :-). Setiap perjalanan kehidupan manusia, entah sebagai pribadi ataupun sebagai bagian dari kelompok masyarakat di penuhi oleh dinamika-dinamika yang unik. Perubahan yang selalu terjadi entah karena memang kita menginginkan menjadi pribadi yang lebih baik ataupun karena keadaan yang "memaksa: kita untuk berubah agar tidak terlindas oleh perubahan zaman.
Bagi sebagian orang, perubahan yang terjadi terhadap mereka "mengalir" begitu saja, seperti dari masa-masa SD ke SMP SMU Kuliah, which is normal. Orang-orang tersayang, ayah ibu memperlakukan kita dengan berbeda dari waktu ke waktu, teman-teman yang silih berganti datang ke dalam kehidupan kita, ada yang tetap menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan baik, ada yang karena keadaan "lenyap" begitu saja, and so on and so on.
Trus, mana isi yang sesuai dengan judulnya nih, bentar yaaaa. Jadi begini, manusia di berikan kemampuan yang sangat sempurna oleh Sang Pencipta di bandingkan dengan makhluk lainnya, salah satunya adalah kemampuan untuk berpikir. Dalam kegiatan berpikir tersebut, kita mengolah hal-hal yang terjadi, yang telah kita alami ataupun yang kita harapkan akan terjadi. Anggap saja semua orang mengalami hal ini, sebut saja ada kejadian kita di hadapkan pada suatu persoalan, contoh "Kamu tugasnya salah, perbaiki dan kumpulkan ke dosen dalam waktu 2 jam". Berbagai respon dari mereka yang mengalami hal ini, mungkin si A akan marah-marah, merasa tidak di hargai & tidak mengerjakan tugasnya, si B akan segera memperbaiki tugasnya saat itu juga, si C akan marah-marah tapi tetap mengerjakan tugasnya. Semua tergantung sudut pandang mahasiswa itu terhadap apa yang di katakan atau di perintahkan oleh dosen mereka.
Sudut pandang di miliki oleh setiap insan manusia, jelas. Tapi, apakah mereka bisa menggunakan sudut pandang ini dengan cara yang bijak?. Bagaimana jika seorang anak yang memiliki sudut pandang yang berbeda mengenai kehidupan, apakah orangtua punya kewajiban untuk "meluruskan"nya (selama hal itu positif). Apakah memaksakan sudut pandang kepada orang lain itu benar???, ketika seseorang memiliki sudut pandang yang berbeda terhadap persoalan yang kurang lebih sama, jalan terbaik untuk mengambil keputusan ada di tangan yang mana? Yang mempunyai pengalaman dengan seabrek teori atau yang mempunyai keberanian dengan seabrek optimisme?
Menurut saya, berdasarkan ilmu yang telah saya dapatkan, suatu persoalan dapat kita hadapi dengan 2 sikap
- Reaktif;
- Pro-aktif* sumber 7 habits of highly effective people by Stephen C
Pro-aktif, orang akan mendengarkan, mengendapkan, mengambil sisi positif yang terbaik dalam menghadapi suatu permasalahan tersebut, hingga tercapai solusi yang terbaik dalam menyelesaikan masalah itu.
Yang di butuhkan dalam mengambil sikap reaktif atau proaktif itu, adalah pengalaman kita dalam menghadapi suatu persoalan. Sabar juga menjadi kekuatan dalam mengambil keputusan tersebut. Pertanyaanya, seberapa banyak kah manusia yang bisa melakukan hal ini, well aku sudah, yang lain segera menyusul yah. CIAOOOO
No comments:
Post a Comment